Archive for Agustus 2014
Sejatinya
Disini hanya bercerita dengan hatiku
Disini terlihat seperti sangat butuh penolong
Disini air mata menetes perlahan
Apakah salah jika aku berharap?
Ada
yang mengerti aku, tanpa kujelaskan?
Bahkan jika aku tak punya alasan dibalik tangisku?!
Aku…………
hanya ingin menangis.
Aku bahkan menunggu kalimat
“Aku tak ingin melihatmu menangis lagi”
Ada yg menghapus airmataku
Walau mereka mengaku temanku….
Tetap aku hanya butuh seorang saja
Yang benar SEJATINYA
TEMAN
By: Ira Mawaddah
Nada Dedaunan Retak
Menari
bersama dedaunan retak………
Bersama
awan tergumpal putih cerah,
Wangi
hembusan kehidupan melirihkan dipipi
Dan
tanah entah mengapa bisa terkejut…….
Aku
melangkah dalam lorong jalan,
Dengan
pandangan ke dalam hayal
Menyiulkan
nada indah…..
Meresapi
kata dalam nada
Mengikuti
alur kisah kesetiannya
Hingga
tetesan perasaan jatuh basahiku….
Dihibur
oleh rengekan suara jam
Tetap
aku sama, ingin berteriak…..
Walau
sambil menangis di tengah hujan
Namun
hujan tak beri batasku menangis
Teringat
jelas!
Aku
belum berhenti bersedih….
Hingga
kini,
Seperti
apa itu??
Aku
sesak!!
Faktanya
aku hanyut,,
Dalam
sendiri membawa kosongnya benteng hidup rapuh,
Tersembunyi
dalam senyum….
Aku
terus berusaha memilah
Sekian
banyak rasa yang memerangi batin
Yakinlah,
bahwa kamu juga seseorang yang berharga…
Bagai
permata
Bagai
embun
Bagai
sebuah Cinta dalam sejarah !!!
Atau
bagai sederhana nya dirimu –Ira Mawaddah-
Yang
suatu saat ada seseorang menanti tawa dan tangisku
Tanpa
harus ku cari di sudut jurang
Hiburku
sendiri…
Hm,
mungkin saat daun itu retak lagi…..
Dan
menghiburku dengan nada kebahagiaan,
Atau……………..
Saat
semua yang bersamaku tiada,
Mungkin
ketika semua terulang
Dari
awal lagi,,
Tanpa
batas, tanpa akhir
Di
kehidupan ku nanti….
SEMOGA,
karena ALLAH lebih dekat dari urat nadimu ra, YAKIN LAH!! J
By:
Ira Mawaddah, Jakarta. 3 Januari 2013